Oleh : Debby Ummul Hidayah
Seperti biasa aku terbangun di tengah
malam sekitar pukul 03.05 WIB. Namun, saat itu rasa malas benar-benar
menggelayuti tubuhku. Tak ingin beranjak dari tempat tidur dan ingin sekali
mata ini terpejam kembali. Sejenak aku bayangkan sesuatu yang akhirnya teringat
dengan ia. Lelaki itu. Akhirnya aku pun bangun dan beranjak dari tempat tidur
kemudian mengambil air wudlu.
Kugerakkan badan ini dengan mencoba
khusyuk untuk shalat malam. Tak lupa aku berdoa meminta petunjuk-Nya mengenai
siapa sosok lelaki itu. Apakah ia lelaki yang selama ini aku cari atau
sebaliknya ia hanya untuk mengujiku.
Kurang lebih 30 menitan aku pun selesai
dari shalat. Lalu aku tertidur kembali. Hingga tak menyadari aku terus
membayangkannya. Kubayangkan ia ke rumahku dan mengatakan sesuatu yang sangat
istimewa. Tapi hatiku menegurku.
“Ukhty, istighfar...tidak seperti itu”,
celetuk hatiku.
Bibirku pun berucap, “Astaghfirullah hal’adzim”.
“Ya Allah maafin hamba...”
Tak lama kemudian adzan pun
berkumandang. Aku tak jadi tertidur, bergegas kembali berwudlu dan bersiap
untuk menjalankan ibadah shalat shubuh.
***
Seperti biasa aku menjalankan aktivitas
harianku di kantor. Hingga tak kusadari hari ini ada rapat yang hampir
terlupakan. Rapat ini dihadiri oleh seluruh karyawan dan sekaligus perkenalan
karyawan baru.
“Assalamu ‘alaykum ukhtyyy....”, pinta
seseorang dari arah belakangku.
Aku pun menoleh dan kujawab, “Wa’alaykumussalam,
Ya Allah Ratih ngagetin aja, kirain siapa”.
“Abisnya tadi kamu kayak lagi ngalamun,
hayoo ngalamunin apa?”, pinta Ratih.
“Nggak kok, hehe...eh ke aula yuk udah
di WA nih suruh kumpul”, jawabku mengalihkan pembicaraan.
“Hmm, iya iyaa”.
Akhirnya aku dan Ratih pun beranjak dari
meja kerjaku menuju ke aula. Aku berjalan beriringan dengan Ratih dan setibanya
sampai bibir pintu aula, rasanya seperti ada yang terlupakan. Oh iya, baru
ingat, aku lupa membawa buku catatan. Intinya setiap ada rapat aku harus
mencatat apa isi dari tersebut. Meski kadang isinya tidak dicatat pun tidak
mengapa. Tapi inilah kebiasaanku.
“Say, aku balik lagi bentar ya, kamu
masuk dulu aja, aku mau ambil buku bentar”, kataku.
“Ya udah aku masuk duluan”.
Dan ketika itu, aku melihatnya kembali.
Seperti sebuah keberuntungan karena sebuah kelupaan yang akhirnya membawaku
untuk bertemu dengannya. Ia duduk di sebuah lobi menghadap ke arah luar.
“Ayolah menghadap ke sini, aku ingin
melihatmu”, kataku dalam hati.
Upss, ada seseorang menuju arahnya,
mungkin ia temannya. Aku pun bergegas menuju ruanganku.
“Hufhhh, lega..untung ia gak liat”.
Langsung kuambil saja buku dan pulpen
catatan itu. Sejenak duduk untuk minum dan bergegas kembali ke aula.
***
Bersambung....
Bagian 1 nya bisa kalian baca dengan klik link ini ya guys KLIK DISINI
penasaran siapa lelaki itu?? 😤
BalasHapus